Thursday, June 30, 2011

Serdadu Kumbang

SERDADU KUMBANG


Cast:


Gw baru nonton film ini tadi di XXI Pasar Baru (yang di E-walk ga muter film ini, mungkin dibagi-bagi ya biar laku semua bioskopnya :D) (sorry dibiarkan lama di draft karena tiba-tiba kena penyakit malas)

Waktu masuk sich film udah diputer sedikit telat tadi heheh abisnya keburu tadi baru pulang kerja itupun dah make kabur duluan sebelum jam 5 hehehehe

Bercerita tentang anak2 di sebuah kampung, Mantar kalo ga salah denger tadi. Sang tokoh utama Muhammad Amek, seorang anak kelas 6 SD yang sebelumnya tidak lulus ujian nasional dan harus mengulang lagi. Kakaknya Minun adalah anak yang pintar (juara kelas) yang tahun ini kelas 3 SMP.

Cerita film ini sangat menyentuh dan membumi sekali. Mengangkat kehidupan di pedesaan Nusa Tenggara dengan pemandangan alam yang memukau, juga mengangkat tema permasalahan tentang Ujian Nasional yang penuh dengan pro-kontra. Kondisi sekolah di daerah yang sangat minim baik fasilitas maupun tenaga pendidiknya mestinya tak bisa disamakan dengan kondisi sekolah di Kota-kota besar yang mana fasilitas maupun tenaga pendidiknya sangat mumpuni. Saya termasuk yang menentang kebijakan bahwa Ujian Nasional merupakan satu-satunya komponen penentu kelulusan seorang siswa dari sebuah sekolah, ini sungguh kebijakan yang kelewatan dan tidak adil, terutama untuk mereka-mereka yang tinggal di daerah yang bisa dikatakan tertinggal.

Amek yang berbibir sumbing, diceritakan sering terlambat sekolah karena letak sekolah yang jauh dari kampungnya, sering ke hukuman fisik dari guru muda (lupa namanya tapi pemerannya adalah Lukman Sardi) yang menegakkan disiplin disekolah ala militer. Amek suka sekali nonton TV, terutama acara berita, diceritakan dia sangat nge-fans dengan "Najwa Shihab" presenter Metro TV.

Amek tinggal bersama ibunya Siti (Titi Sjuman) yang berjualan makanan kecil di depan rumah dan kakaknya Minun yang sudah SMP. Ayah Amek diperankan dengan baik oleh (Asrul Dahlan) yang sering liat PPT pasti kenal bang Asrul. Diceritakan bahwa ayah Amek (Zakaria) sedang menjadi TKI di Malaysia, lagi-lagi ini adalah kisah membumi dimana kebanyakan orang-orang daerah Nusa Tenggara pergi merantau untuk mendapatkan kehidupan yang lebih baik.

Ada seorang guru muda (bu guru Imbok) yang sangat sayang sekali pada anak-anak didiknya dan selalu membantu anak-anak didiknya untuk belajar, juga memberikan pelajaran untuk para orang tua muridnya yang kebanyakan buta huruf.

Cerita bergulir dari mulai masalah ujian nasional di sekolah, ayah Amek yang pulang dari malaysia dengan gaya OKB namun sebenernya tidak membawa apa-apa selain modal tampang doang, sehingga ketika mereka kehabisan uang, dia pun berusaha menjual jam tangan Rolex palsu sehingga ia di kejar-kejar oleh si penerima jam palsu tadi dan Kuda milik amek diambil sebagai sandra.

Minun yang cerdas, menjadi anak paling pintar di desa Mantar, semua orangpun berharap dia pasti akan lulus ujian nasional. diatas sebuah bukit, anak-anak menggantungkan botol-botol berisi harapan mereka di sebuah pohon besar, berharap impian mereka akan terwujud suatu hari nanti. Namun kenyataan pahit harus mereka terima Minun tak lulus ujian nasional, Minun depresi, naik ke atas pohon tempat dia menggantungkan harapannya dan berusaha untuk mengambilnya sehingga ia terpeleset dan jatuh dari pohon, kepalanya terkena batu dan meninggal.

Masyarakat geger mendemo ujian nasional juga berusaha menebang pohon tempat anak-anak menggantungkan harapan.

Cerita akhirnya aku agak terganggu oleh zaza yang mulai rewel nggak betah, mungkin dia nggak mudeng dengan cerita film-nya sehingga mulai kumat, maklum hari-hari yang di tonton cuman kartun model perang-perangan.

Agak lupa apakah akhirnya Amek lulus ujian nasional atau tidak, tapi di akhir cerita Amek di bawa ke rumah sakit untuk operasi bibir sumbingnya.

Cerita yang sangat bagus untuk pendidikan anak.